~~Pedihnya Ruhani
Penghuni Neraka~~
Assalamu’alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Selain siksaan jasmani bagi penghuni neraka, juga ada
siksaan ruhani. Di antaranya adalah mereka kekal di tempat itu dan tidak akan
selamat darinya. Inilah siksaan paling keras bagi para penghuni neraka.
Tidak diragukan, bahwa kepada orang-orang munafik dan
kafir telah disampaikan hujjah secara sempurna. Tetapi mereka mati dalam
kekafiran, maka mereka semua kekal di dalam siksaan itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir,
yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam.
Mereka kekal di dalamnya, mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah [98] : 6)
“Demikianlah balasan terhadap
musuh-musuh Allah, (yaitu) nereka. Mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di
dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.” (QS. Fushshilat [41] : 28)
Jadi, balasan bagi musuh-musuh Allah SWT., adalah
kekekalan di dalam neraka. Bahkan Allah menyebutkan demikian dalam firman-Nya :
“Dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al-A’raaf [7] : 40)
“Hingga unta masuk ke lubang jarum” maksudnya adalah orang-orang kafir tidak mungkin masuk surga
sebagaimana tidak mungkin masuknya untu ke lubang jarum.
Demikianlah, dan masih ada lagi bentuk-bentuk kesusahan
dan kepedihan yang bersifat ruhani bagi seseorang yang mendapat balasan neraka
akibat kedurhakaannya di dunia. Berikut ini saya uraikan beberapa antara
kepedihan itu.
Kepedihan pertama, seorang penghuni neraka tidak akan
memperoleh luthf (kelembutan mutlak) dan rahmat Allah SWT., bahkan sebaliknya,
dia memperoleh murka Allah SWT., sebagaimana firman-Nya :
“sekali-kali tidak – maksudnya : sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakana
bahwa mereka dekat pada sisi Allah – Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari
(rahmat) Tuhan mereka.” (QS. Al-Muthaffifiin [83] : 15)
Kepedihan kedua adalah pengurungan, kesedihan dan
kesengsaraan yang ditimpakan kepada penghuni neraka, sehingga kalau saja di
neraka itu ada kematian niscaya mereka mengharapkan kematian itu.
Allah SWT., berfirman dalam kitab-Nya :
“… Demikian Allah memperlihatkan
kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka. Dan sekali-kali
mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah [2] : 167)
Kepedihan ketiga, seorang penghuni neraka mendapatkan
celaan, ejekan dan olok-olok dari Allah SWT., para malaikat dan penghuni surga,
serta setan yang ada bersama mereka. Allah SWT., berfirman :
“Hai golongan jin dan manusia, apakah
belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu
dengan hari ini? Mereka berkata : “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” (QS. Al-An’am [6] : 130)
Dalam firman-Nya yang lain menegaskan :
“Apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) dating kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Faathir [35] : 37)
Masih banyak pernyataan-pernyataan seperti ini, sehingga
para malaikat pun mengolok-olok mereka.
“Hampir-hampir (neraka) itu
terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan
(orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka : “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang
pemberi peringatan?” mereka menjawab : “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi
peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakana : ‘Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di
dalam kesesatan yang besar’. “Dan mereka berkata : “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk [67] : 8-10)
Di dalam hadist disebutkan bahwa para penghuni neraka
menahan rintihan mereka akibat azab yang sangat pedih karena takut akan celaan
setan.
“Dan berkatalah setan tatkala perkara
(hisab) telah diselesaikan : “Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah
menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan
bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi
seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah
dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali
tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orangt-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang
pedih.” (QS. Ibrahim [14] : 22)
Yang lebih menyedihkan, penghuni surga juga mencela para
penghuni neraka itu.
“Dan penghuni-penghuni surga berseru
kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan) : “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang
Tuhan kami menjanjikan kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan
sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?” mereka (penduduk neraka) menjawab : “Betul”. Kemudian seorang penyeru
(malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu : “Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-A’raaf [7] : 44)
Di dalam ayat lain disebutkan,
“Maka pada hari ini, orang-orang yang
beriman menertawakan orang-orang kafir.” (QS. Al-Muthaffifiin [83] : 34)
Kepedihan keempat, barang kali ini yang paling naïf, penghuni neraka akan ditemani setan dan para penghuni neraka
lainnya. Kalau para penghuni surga merasakan kelezatan dan keakraban dengan
saling bertemu satu sama lain, maka para penghuni neraka justru sebaliknya.
Mereka merasakan siksaan dengan pertemuan satu sama lain karena masing-masing
mereka berada pada puncak kebencian dan kedengkian.
Hal ini digambarkan Allah SWT., dalam Al-Qur’an.
“Barangsiapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan Ynag Maha Pemurah (Al-Qur’an),Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya dan sesungguhnya setan-setan
itu benar-benar menghalani mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka
bahwa mereka mendapat petunjuk, sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu
datang kepada Kami (di hari kiamat) dia berkata : “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara
masyrik dan maghrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai
manusia).” (QS. Az-Zukhruf [43] : 36-38)
Semoga bermanfaat untuk saya pribadi dan
saudara-saudaraku semuanya
Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar