Foto saya
I work at home as a full time mother.....
Diberdayakan oleh Blogger.

RSS

Jumat, 30 Maret 2012

Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al-Karim



Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.
JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.
BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.
Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.
APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Maksudnya:
-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.
BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]


YAKINLAH KITA PASTI BISA






One Day One juz ?




dakwatuna.com – Bismillah… dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanyalah milik Allah ta’ala, yang telah menurunkan Al Qur’an kepada hambaNya kitab Al-Qur’an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, Keluarga, Sahabat, dan orang-orang yang tetap teguh dalam ajaran Islam yang senantiasa berittiba’ dan mengikuti sunnah-sunnah beliau SAW, sampai akhir zaman.
Dalam suatu halaqah ilmu yang anggotanya rata-rata ibu rumah tangga dengan segala kesibukannya, dilontarkanlah sebuah pertanyaan. “Berapa target harian tilawah (membaca) Al-Qur’an?”  Jawabannya memang beragam, ada yang sanggup sehari 3 halaman, ada yang sanggup sehari 5 halaman, ada yang satu juz(10 halaman) bahkan lebih dari itu. Namun sangat di sayangkan ternyata rata-rata belum tercapai 1 juz dalam sehari.
Mengapa harus satu juz sehari? Mungkin sebagian dari kita akan mengatakan “waduh boro-boro se-juz? Menyentuh Al-Qur’an saja belum tentu…he-he-he.” Ternyata di kalangan orang-orang yang terbiasa dengan halaqah ilmu saja masih terasa berat dengan istilah “rutin tilawah Al Quran satu hari satu juz”. Lantas bagaimana dengan mereka yang masih sangat awam dengan keislamannya?
Ketika kita masih merasa berat menyentuh dan membaca Al Quran ini dikarenakan masalah utama yang harus dicarikan solusi oleh kita semua kaum muslimin. Sebab-sebab itu di antaranya:
Perasaan menganggap sepele tentang keutamaan membaca Al-Qur’an
Lemah wawasan ber Al-Qur’an
Tidak memiliki waktu yang wajib/target khusus untuk berinteraksi dengan Al Quran
Lemahnya keinginan untuk bertilawah
Terbawa lingkungan yang jauh dari Al-Qur’an
Tidak tertarik dengan majelis yang menghidupkan Al Quran.
Untuk menanggulangi sederetan masalah diperlukan solusi dan kiat-kiat khusus di antaranya:
Lancarkan bacaan yaitu dengan belajar secara talaqqi, dan sering tilawah, meski masih terbata-bata (muraja’ah = membaca berulang hingga benar) karena dalam hadits dikatakan “Orang yang mahir dengan Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, dan orang yang terbata-bata serta merasa kesulitan, maka ia mendapatkan dua pahala (pahala membaca dan pahala semangat membaca)” (HR Muslim).
Tingkatkan wawasan ber Al-Qur’an, dengan sering-sering menghadiri majelis-majelis ilmu yang menghidupkan Al-Qur’an.
Jadikan waktu khusus (target harian) untuk tilawah, anggap utang jika tidak memenuhi target dan bayarlah (qodo’), pada hari berikutnya.
Berdoalah pada Allah agar dimudahkan dan diringankan untuk mempunyai waktu khusus membaca, merenungi bahkan menghafal Al-Qur’an
Perbanyak amal shalih karena amal shalih merupakan energy baru untuk amal shalih berikutnya.
Banyak-banyak bergaul dengan orang-orang shalih yang menghidupkan dan dekat dengan Al Quran.
Kembali kepada mengapa harus satu juz dalam sehari? Secara sederhana dikatakan begini Al-Qur’an itu berapa juz? 30 juz…lantas satu bulan ada berapa hari? Kita ambil rata2nya, 30 hari. Mengapa kita harus satu bulan harus mengkhatamkan membaca Qur’an satu kali? Dalam hadits dikatakan: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus melarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
Menurut hadits di atas, kita dilarang mengkhatamkan Al Quran lebih dari 30 hari. Karena bila kita membaca Al Quran kurang dari 1 juz per harinya, kita akan kehilangan ruh dan akan menjauh dari Allah. Selain itu, kita juga dilarang untuk mengkhatamkan Al Quran kurang dari 3 hari. Hal itu telah dijawab oleh hadits berikut:
Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)
Lantas bagaimana untuk bisa mencapai satu juz dalam sehari? Seperti tips di atas yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melancarkan bacaan sesuai ilmu tajwid yang benar. Karena apa ketika kita membaca Al-Qur’an sesuai tajwid maka akan merasa nyaman dan menikmati. Berbeda ketika kita masih kesulitan dalam membacanya, maka rasa malaslah yang menghampiri. Tajwid artinya membaguskan. Membaguskan di sini bukan berarti melagukan tapi lebih kepada mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya. Hak huruf itu sendiri adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti’la, Istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat Nampak sewaktu-waktu, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa dsb.
Jadi ketika kita membaca sesuai tajwid maka terasa nyaman di dengar meskipun tanpa lagu, Insya Allah. Selanjutnya setelah lancar dan benar membacanya, hal yang harus kita lakukan membuat target harian. Satu juz sama dengan 10 lembar. Agar terasa ringan bagilah menjadi 5. Bukankah sehari kita melakukan shalat wajib 5 kali? 10:5 = 2. Jadi setelah shalat atau sambil menunggu waktu shalat usahakan membaca 2 lembar. Jika sudah lancar membaca Al-Qur’an dengan tartil kurang lebih hanya 10 menit. Tartil adalah tingkatan membaca Al-Qur’an yang tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, bacaan tartil inilah yang disukai Allah. Firman Allah dalam QS 73:4 “Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”.
Lantas bagaimana jika ternyata kita terlupa atau tidak sempat dalam sekali waktu shalat? Maka sebaiknya mengiqob (menghukum) diri dengan mengurangi waktu tidur kita untuk mengejar tilawah tersebut. Bisa juga ketika kita shalat malam kita pegang mushaf dan membaca Al-Qur’an untuk rangkapan dalam setiap rakaatnya.
Nah adalagi jika beralasan bukankah setiap perempuan itu punya halangan tiap bulannya? Berarti jumlah hari berhalangan tidak bisa membaca dan menyentuh mushaf dimasukkan utang, dikalikan jumlah juz kemudian ditambahkan pada hari-hari biasa ketika suci. Misal jumlah masa haid 7 hari, sisa hari suci 21. 7×10 = 70 lembar dibagi 21 hasilnya 3,33 lembar. Jadi sehari ditambah 3,3 lembar atau 13,3 lembar dibagi 5 menjadi 2,6 lembar per waktu shalat. Jika masih kesulitan rekayasa penghitungan bisa dibuat sesuai kebutuhan.
Setelah usaha di atas dicapai yang tak kalah penting adalah berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keistiqamahan dalam tilawatil Qur an…”Ya Allah, rahmatillah kami dengan Al-Qur’an itu bagi kami sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkan kami dari Al-Qur’an apa yang telah kami lupa. Ajari kami Al Quran apa yang belum kami ketahui. Berilah kami kemampuan membacanya sepanjang malam dan siang, dan jadikanlah Al-Qur’an itu penyelamat kami dan jangan Engkau jadikan boomerang bagi kami (menyeret kami ke neraka). Dengan menyebut Rahmat-Mu Ya Allah. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
*semoga ini bagian dalam mengamalkan QS Al ‘Ashr (1-3)
“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Barangsiapa yang mendapat petunjuk dari Allah maka tidak ada seorang pun yang dapat bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang bisa memberinya petunjuk.
Wallahu a’lam bishawwab


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19599/one-day-one-juz/#ixzz1qaf9yEHE

Kamis, 29 Maret 2012

10 manfaat silaturahim



“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
At Tirmidzi & Ibnu Majah dalam Jami’ dan sunan nya, no. 1865, no. 3663






Sungguh, silaturahim memang membukakan pintu manfaat nan berkah kepada yang melakukannya. Menurut Abu Laits Samarqandi, di dalam silaturahmi itu, sedikitnya ada sepuluh macam manfaat, yaitu:

1.     Mendapatkan ridho Allah SWT.
2.     Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
3.     Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4.     Disenangi oleh manusia.
5.     Membuat iblis dan setan marah.
6.     Memanjangkan usia.
7.     Menambah banyak rezeki dan berkah rejekinya.
8.     Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9.     Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang, sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Mari bersama-sama kita aminkan. Semoga kesepuluh hal di atas, tercurahkan untuk Anda dan saya, dalam setiap silaturahim yang kita laksanakan.

Dan nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan?
QS Ar-Rahman : 19

Manfaat silaturahim secara pribadi
Bagi saya pribadi, kunjungan ke rumah Pakde Zuki tadi sore, sungguh menumbuhkan arti yang amat mendalam. Yaitu, betapa luar biasanya nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita berupa otak. Sehingga dengan nya, kita masih dapat berfikir dan merasakan. Kenapa?

Sebagaimana yang sudah diketahui oleh semua orang, Anda, juga saya. Penderita stroke pasti berdampak pada dua hal. Pertama adalah fisiknya, dan kedua ingatannya. Kalau saya lebih menganggap kinerja otaknya mulai terjadi gangguan. Itulah yang di alami oleh Pakde Zuki.

Kondisi ini mulai terjadi waktu lebaran Idul Fitri kemarin. Saat mendapat kabar beliau sakit, ibu mertua sempat berkunjung. Ketika bertemu dan menyapa, pakde merespon ”Kamu siapa? (beliau lupa nama ibu mertua)” bahkan tadi, beliau agak sulit mengingat-ngingat nama saat kami datang. Padahal kondisi beliau sudah mulai membaik.

Beliau menceritakan, pernah saat duduk di depan tv, beliau lupa akan nama anak-anaknya. Tetapi, wajah-wajah (visual) dalam kepalanya ada. Namun, susah sekali menyebutkan nama nya. Sekarang, untuk hitung-hitungan sangat lambat sekali. Kemudian, mengingat nama tempatpun, agak lama menemukan kliknya. Saat saya tanyakan, bagaimana yang terjadi dalam pikiran? Beliau mejelaskan, hanya blank saja terkadang.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’matKu), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
QS-Ibrahim ; 7

Kita patut menysukuri
Rasanya sungguh sangat-sangat patut bagi saya dan Anda untuk bersyukur. Sampai saat ini, Alhamdulillah Allah masih menginzinkan kita bisa berfikir dan mengingatnya dengan baik. Meskipun saya terkadang masih ada lupanya, namun melihat bagaimana ekspresi wajah beliau saat berusaha mengingat, sungguh besar sekali nikmat yang masih Allah titipkan kepada saya, juga Anda kan?

Oleh karena itu, sekali lagi, mari kita bersyukur atas anugerah otak yang masih fresh ini. Dengan cara mengoptimalkannya semaksimal mungkin.


BEBERAPA KEUTAMAAN DAN KEBERKAHAN HARI SENIN DAN KAMIS



1.       Diantara keutamaan dan keberkahannya, bahwa pintu-pintu surga di buka pada dua hari tersebut, yaitu Senin dan Kamis. Pada saat inilah orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan.
Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
Keutamaan dan keberkahan berikutnya, bahwa amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh pada kedua hari ini. Sebagaimana yang terdapat dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:
Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)
Karena itu, selayaknya bagi seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari memusuhi saudaranya sesame Muslim, atau memutuskan hubungan dengannya, ataupun tidak memperdulikannya dan sifat-sifat tercela lainnya, sehingga kebaikan yang besar dari Allah Ta’ala ini tidak luput darinya.
2.     Keutamaan hari Senin dan Kamis yang lainnya, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam sangat antusias berpuasa pada kedua hari ini.
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia mengatakan,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibnu Majah, Imam Ahmad)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini dengan sabdanya,
Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.”(HR. At Tirmidzi dan lainnya)
Dalam shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab,
Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim)
Ash-Shan’ani rahimahullah berkata, “Tidak ada kontradiksi antara dua alasan tersebut.” (Lihat Subulus Salam)
Berdasarkan hadits-hadits di atas maka di sunnahkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa pada dua hari ini, sebagai puasa tathawwu’ (sunnah).
3.       Keutamaan lain yang dimiliki hari Kamis, bahwa kebanyakan perjalanan (safar) Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam terjadi pada hari Kamis ini.
Beliau menyukai keluar untuk bepergian pada hari Kamis. Sebagaimana tercantum dalam Shahih Bukhari bahwa Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu mengatakan:
Sangat jarang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.”
Dalam riwayat lain juga dari Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu:
Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR.Bukhori)
Di nukil dari Kitab “Amalan dan Waktu yang Diberkahi”, penulis: Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, penerbit Pustaka Ibnu Katsir

Rabu, 21 Maret 2012

Cinta


cinta…..memang butuh pengorbanan,lalu apa temen-temen semua setuju kalau kita harus berkorban demi cinta,sedangkan cinta itu tak bisa kita miliki tak bisa tergapai oleh tangan kita.
lalu kenapa harus ada cinta bila tidak saling memiliki,egois sekali yah.bila kita kehilangan orang yang paling kita cintai.kita harus berlapang dada dan harus ingat satu kata yaitu.cinta tak harus memiliki.
Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan yang bila mereka menikah bisa disebut jodoh.apa ada jaminan kalau orang yang sedang menikah itu sudah menemukan jodohnya yang siap menemani sampai nyawa ini meninggalkan raga kita.
kalau benar menikah menjadi suatu jaminan bahwa orang yang menikah itu benar-benar jodoh lalu kenapa harus ada perceraian.dan pasti pasangan itu akan menjawab mungkin jodoh kita hanya sampai disini saja.
cinta…..sangat rumit untuk diungkapkan dengan akal sehat manusia.hebatnya kekuatan cinta bisa membuat kita lupa bahkan sampai gila.sampai-sampai kita gak mengenali diri kita sendiri.